“Awas…! Mojosari mbledhos…!!!!” Itulah
kalimat yang diteriakkan salah satu pemain teater kolosal Awas Mojosari Meledak
yang dipentaskan di halaman GOR Kusuma Bangsa Mojosari pada hari Sabtu, 9
November 2013. Som, Batang Bambu House of Art bersama beberapa komunitas teater
di Mojokerto, memproduksi karya teatrikalnya untuk kali keempat. Bertema Hari Pahlawan
dan berlatar belakang Kemerdekaan Indonesia, pertunjukan ini menjadi
pertunjukan yang langka di Mojosari. Apalagi pemainnya masih pelajar SMP dan
SMA. Tidak heran jika sekeliling halaman GOR langsung dipadati penonton begitu
pentas dimulai pukul 19.00 WIB.
Disutradarai oleh Mas Hanif, Ketua Teater
Bintang SMAN 1 Mojosari, pentas kolosal Awas Mojosari Meledak ini bertujuan
membakar semangat dan rasa nasionalisme pemuda-pemudi Mojosari, menilik bah
wa kegiatan seni di kecamatan ini mulai pudar, Som, mulai jarang. Apalagi rasa cinta tanah air itu lo, sudah berani melunturkan diri. Maka dari itulah, Mojokerto Art Factory yang dipelopori oleh Batang Bambu House of Art, me-review ulang peristiwa 10 November.
Berseting suasana pasar tahun ‘45, pentas
ini diawali dengan keluarnya delapan puluh anak berdandan ala pejuang,
pedagang, pengemis, ibu-ibu, dan rakyat biasa. Hiruk-pikuk pasar berjalan
normal sebelum berita proklamasi diperdengarkan lewat radio dan para sekutu
datang menyerang demi merebut kembali kemerdekaan yang sudah kita dapat. “Dor
dor dor…!” Suara tembakan dan teriakan tak elak menggema, memenuhi tiap sudut
GOR dan mewarnai malam Mojosari dengan ketegangan luar biasa. Satu per satu
rakyat Indonesia dan tentara Belanda gugur. Tapi tenang saja Someg, di akhir
cerita, sang saka merah putih kitalah yang berkibar bersama teriakan
“Merdeka!!” para pahlawan Indonesia, tepat jam 9 malam.
Lebih dari 80 aktor/aktris yang ada di halaman
GOR Kusuma Bangsa malam itu berhasil meledakkan Mojosari sampai ke akar-akarnya.
Sukses untuk komunitas teater Mojokerto, sukses untuk pemuda-pemudi Mojosari,
sukses untuk Megasus! Terus lestarikan kebudayaan kita, kobarkan semangat
pemuda sebagai generasi penerus bangsa, dan yang penting, jangan pernah
melupakan sejarah a.k.a jasmerah! Salam seni dan budaya.
zie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap memberi komentar yang sopan