ByTheWay .. Someg tahu nggak sii apa itu ALAY?
Si ‘A’ bilang : ”itu yang kalau dimakan pedes kan?..”.
“itu cabaaaaaayy” yang lain protes. Si ‘A’
lagi menjawab “tapi yang benar, alay itu sesuatu yang dibuat untuk masak air’’.
“Nah lo? Itu panciiiiii!” (connection is error)
“Hehe.. aneh to?” eh tapi sebelumnya maaf ya
someg. Okey.. mulai serius nih.
Nah..
kali ini kami mau bahas tentang alay. Yup si alay-nya anak remaja masa
sekarang. Apa si sebenarnya alay itu? Bagaimana si alay yang benar? Penting kah
kita alay? Dan kenapa kita harus alay? Ets.. sabar sebentar. Setelah ini kita
tahu jawabannya. Cekidot...
“Alay”
adalah salah satu fenomena yang merujuk pada perilaku baru masyarakat
Indonesia. Terutama pada kalangan remaja. “Alay” sendiri merupakan singkatan
dari “anak layangan” atau “anak lebay”.
Istilah yang merujuk pada perilaku yang berlebihan dan aneh ini sudah
merabak bagaikan virus. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki gaya
hidup dan bahasa yang berbeda, unik, dan mungkin juga tak biasa. Fenomena ini
tidak hanya di Indonesia loh, tapi sampe menjuru ke Filiphina. Di sana dikenal
dengan nama “Jejemon”. Hampir mirip, yaitu sesuatu yang mengartikan sikap yang
berlebihan.
Ada
banyak pendapat tentang alay. Ada yang bilang “perilaku modern, yang gaya
tulisannya gaul, pakaiannya warna warni, yang kalau foto narsis abis” dan ada
juga yang bilang “alay itu sikap berlebihan dan norak, yang tulisannya
menyimpang kaidah bahasa, dll ”. Tapi apapun pendapatnya minumannya teh botol Sosro
(hehe.. *sebut spongsor*).
Tapi
pada hakikatnya alay itu baik loh. Asal kita menggunakannya dalam segi
kebaikan. Nggak percaya? Contoh, kita
alay dalam beribadah? Dosa nggak? Berarti kan kita memberikan sikap lebih untuk
beribadah? Kita bersikap berlebihan untuk lebih dekat sama TUHAN? Iya to?
Tetapi,
semua harus ada pendasarannya. Nggak
asal alay – alay an. Alay kan bukan berarti kita harus pakai tulisan yang
besar-kecil, pakaian yang berwarna warni, atau pun foto yang narsisnya pake beud. nggak kok. Cukup alay, yang alay-nya dalam berkeinginan,
berkyakinan yang lebih, dan bercita cita lebay. Nggak masalah to? Dari situ kan kita belajar untuk
punya tujuan dan niat masa depan. Jadi ngga masalah kan kalau kita belajar
alay? toh alay juga ada yang baik.
Nah
jadi pertanyaan yang pertama, “apa si sebenarnya alay?” Kalian sudah nemuin
jawabannya kan di atas. Tinggal disimpulin sendiri deh (hehe). Kedua, “gimana
si alay yang benar?” Nah jadi pada intinya, alay yang benar adalah saat kita menggunakannya
dalam hal kebaikan dan ada pendasarannya (mengetahui kenapa harus alay? Dan
sebab apa yang ditimbulkan setelahnya?. ketiga nih, penting kah kita alay? Bisa
jadi alay itu penting. Dari argumen di atas, sobat megasus pasti dapat
menyimpulkannya sendiri. Dan yang terakhir, “kenapa kita harus alay?” jika kita
menggunakannya dalam sisi kebaikan dan ternyata berdampak baik. Toh apa
salahnya untuk kita alay? Sekali lagi semua ada pendasarannya.
Jadi
gimana nih sobat megasus? Sudah terjawab kan semuanya? Kalian boleh kok alay.
Asal digunakannya dalam sisi kebaikan, tidak menyimpang, tetap beretika. Okey nggak?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap memberi komentar yang sopan